BAB II
TINJAUAN
TEORI
Asma adalah suatu penyakit dengan
ciri meningkatnya respons trakhea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan
dengan adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat
berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan( Muttaqin,2008)
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronchial yang
mempunyai cirri bronkospasme periodic (kontraksi spasme pada saluran nafas)
terutama pada percabangan trakeaobronkial,endokrin,infeksi,otonomik dan
psikologi(Somantri,2009)
Asma adalah proses peradangan di saluran nafas yang
mengakibatkan peningkatan responsive dari saluran nafas terhadap berbagai
stimulasi yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas yang menyeluruh
dengan gejala khas sesak nafas yang reversible(Muttaqin,2008)
*Klasifikasi Asma :
a. Asma Bronkiale Tipe Atopik (Ekstrinsik)
Merupakan suatu bentuk asma dengan allergen seperti bulu binatang,debu,ketombe, tepung sari, makanan dan lain-lain. Alergen terbanyak adalah airborne dan musiman(seasonal). Klien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit keluarga dan riwayat pengobatan eksim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma. Bentuk asma ini biasanya dimulai sejak kanak-kanak.
Merupakan suatu bentuk asma dengan allergen seperti bulu binatang,debu,ketombe, tepung sari, makanan dan lain-lain. Alergen terbanyak adalah airborne dan musiman(seasonal). Klien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit keluarga dan riwayat pengobatan eksim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma. Bentuk asma ini biasanya dimulai sejak kanak-kanak.
b. Idiopatik atau Non alergik /
Intrinsik
Tidak berhubungan secara langsung dengan allergen spesifik. Factor-faktor
seperti common cold, infeksi saluran nafas atas, aktivitas, emosi/stress, dan
populasi lingkungan akan mencetuskan seranagn. Beberapa agen farmakologi,
seperti agonis β-adrenergik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi
factor penyebab. Serangan dari asma idiopatik atau nonalergik menjadi
lebih berat dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembangn menjadi
bronchitis an emfisema. Pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi asma
campuran. Bentuk asma ini biasanya dimulai ketika dewasa(>35 tahun).
c. Asma Campuran (Mixed Asma)
Merupakan
bentuk asma yang paling sering. Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis
asma alergi dan idiopatik atau nonalergi.(Somantri,2008)
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor
predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
Dimana yang
diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana
cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya
mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi.Karena adanya bakat
alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika
terpapar dengan foktor pencetus.Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya
juga bisa diturunkan.
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui
saluran pernapasan.
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan.
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan.
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.
# Perubahan cuaca.
Cuaca lembab
dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.Atmosfir yang mendadak
dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal
ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
#Stress.
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
#Lingkungan kerja.
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja.Misalnya orang yang bekerja di laboratorium
hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.Gejala ini membaik
pada waktu libur atau cuti.
#Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas
jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan
asma.Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai
aktifitas tersebut.