A.
Pengertian
Perawatan Luka Perinium
Perawatan adalah proses pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam
rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara
kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post
Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan
kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002).
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara
paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran
placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil.
B.
Tujuan Perawatan luka Perineum
Tujuan perawatan perineum menurut
Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan
penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et.
al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang
terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
1) Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di
dalam uterus
2) Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan
perineum)
3) Untuk kebersihan perineum dan vulva
4) Untuk mencegah infeksi seperti
diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya
kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi
pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus. (Wahyu, 2011)
C.
Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah
melahirkan ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture adalah
luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang
robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).
2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan
bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum
keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).
Episiotomi, suatu tindakan yang
disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan
ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin,
harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien
sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis
tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak
banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah
diperbaiki (Jones Derek, 2002).
Pada gambar berikut ini
dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses
persalinan yaitu :
1. Episiotomi medial
2. Episiotomi mediolateral
Sedangkan rupture meliputi
1. Tuberositas ischii
2. Arteri pudenda interna
3. Arteri rektalis inferior
Gambar 1.
Tipe-Tipe Episiotomi
3. Laserasi
a) Laserasi Perineum (Robekan Perineum)
Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya, namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin
dengan cepat.
Robekan perineum dapat di bagi 4
tingkat :
(1) Tingkat 1 : Robekan hanya terjadi
pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum.
(2) Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput
lendir vagina dan otot perinel transversalis, tetapi tidak mengenai otot
sfingter ani.
(3) Tingkat 3 : Robekan mengenai
perineum sampai dengan otot sfingter ani.
(4) Tingkat 4 : Robekan mengenai
perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum
b) Laserasi Vagina
c) Laserasi Serviks (Cedera Serviks)
(Bobak
dkk, 2004)