ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 3 BULAN
DENGAN “HIDROCEPHALUS non pembedahan
(tapping)
DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.
SOETOMO
I. Pengertian
Hidrocephalus adalah suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan intrkranial yang disebabkan karena adanya
penumpukan cerebrospinal fluid didalam ventrikel otak (Sharon & Terry;
1993; 292).
II. Etiologi dan karakteristik
Hidrosefalus disebabkan oleh
1. Kelainan kongenital; gangguan perkembangan janin didalam
rahim.
2. Didapat ;
*. Infeksi di sebabkan oleh
perlengketan meningen akibat infeksi dapat terjadi pelebaran ventrikel pada masa akut ( misal ; Meningitis )
*. Neoplasma
*. Perdarahan , misalnya
perdarahan otak sebelum atau sesudah lahir.
Berdasarkan
letak obstruksi CSS, hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua
bagian yaitu :
1)
Hidrosefalus komunikan
1)Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat aliran bebas CSS dalam sistem
ventrikel sampai ke tempat sumbatan.
2)
Hidrosefalus non
komunikan
2)Apabila obstruksinya terdapat didalam sistem ventrikel sehingga
menghambat aliran bebas dari CSS.
2)Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah
pada sistem ventrikel sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.
III.
Manifestasi klinis
Bayi :
§ Kepala menjadi makin besar
§ Fontanela anterior makin menonjol, sehingga fontanela menjadi
tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
§ Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas saat bayi
menangis
§ Terdapat Cracked pot sign
§ Mata melihat kebawah (tanda setting sun)
§ Mudah terstimulasi
§ Rewel
§ Lemah
§ Kemampuan makan kurang
§ Perubahan kesadaran
§ Opisthotonus
§ Spastik pada ekstremitas bawah
§ Pada masa bayi, dengan malformasi Arnold-Chiari, bayi mengalami
kesulitan menelan, bunyi nafas stridor,
kesulitan bernafas, apnea, aspirasi, dan tidak ada refleks muntah.
§ Tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti :
§Mual ; Mau
muntah ;Oedema papil saraf ; Gelisah; Menangis dengan suara ringgi (pitched) ;
Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan
dan tidak teratur ; Perubahan pupil, lethargi – stupor.
§ Pada pemeriksaan penunjang ditemukan sutura belum menutup/melebar;
CSS dengan atau tanpa kuman dengan
biakan dimana protein CSS normal atau menurun, Leukosit meningkat/tetap dan
glukosa menurun atau tetap.
§ Peningkatan tonus otot ekstrimitas
§ Tanda – tanda fisik lainnya ;
§Dahi menonjol
bersinar atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat jelas.
§Alis mata dan
bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah – olah di atas iris.
§Bayi tidak
dapat melihat ke atas, “sunset eyes” Strabismus, atropi optik.
§Nystagmus
(mata bergerak dengan sendirinya)
§Anak/Bayi
sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
§
IV. Manifestasi klinis
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan
dalam bentuk adanya infeksi geeneral pada umumnya seperti demam, mungkin juga
didapati adanya sakit kepala yang hebat, photophobia, kaku kuduk, didapatinya
tanda kernig dan tanda brudzinski.
V. Pathofisiologi
VI. Pemeriksaan penunjang
a) Rongtegen Kepala : Terlihat tengkorak mengalalami penipisan dengan sutura yang terpisah-pisah dan pelebaran vontanela
b) Transiluminasi : Terjadi penyebaran cahaya diluar sumber sinar melebihi dari batas.
c)
CT scan : Dapat menggambarkan
sistim ventrikuler dengan penebalan jaringan dan adanya massa pada luar kepala.
d) USG.
e) Pemeriksaan cairan serebrospinal.
Penatalaksanaan :
1)
Pengobatan dengan pembedahan
(operasi)
Untuk
mengangkat penyebab obstruksi, misalnya neoplasma, kista, atau hematom.
Pemasangan Shunt yang bertujuan untuk mengalirkan cairan serebrospinal
yangberlebihan dari ventrikel ke ruang ekstrakranial, misalnya ke rongga
peritonium, atrium kanan, dan rongga pleural.
2)
Non Pembedahan (Tapping) :
§
Pemberian acetazolamide dan
isosorbide atau furosemid untuk mengurangi cairan serebrospinal
§
Pelaksanaan Tapping :
Alat dan bahan
; sarung tangan steril , doek berlobang, kasa steril, kapas dan plester, jarum
spuit 10 cc, anti septik Povidon iodini dan alkohol 70%, tabung reaksi jika
diperlukan.
Prosedur ;
Pasien dalam posisi telentang tentukan daerah tapping (Ventrikel kanan
dan kiri), lakukan tindakan anti sepsis disekitar daerah tapping dan tutup
dengan doek steril, dimana daerah tapping dibiarkan terbuka, tentukan kembali
daerah tapping dengan menekan ibu jari tangan yang telah mamakai sarung tangan,
tusukkan jarum pada tempat yang telah ditentukan dan lepaskan stylet
perlahan-lahan dan cairan keluar, cabut dan tutup lubang tusukan dengan kasa
bethadin dan plaster.
VII.
Pengkajian berdasarkan teori.
1.
Identitas
Hidrosephalus tak
terobati 50-60% mortalitas rate akibat disorder atau intercurent illnes. Secara
spontan pada kasus hidrosephalus 40% dengan intelegensi mendekati normal.
Akibat tindakan pembedahan 80% insident tertinggi mortalitas terjadi dalam
tahun pertama pengobatan. Pada anak-anak denngan hidrosephalus juga berisiko
terhadap masalah perkembangan dan emosional seperti cemas, neurosis atau
gangguan sikapanti sosial. Pada umunya hidrosephalus non infeksi menunjukan prognosis
baik sedangkan hidrosephalus biasanya disertai dengan cerebral defect
2.
Riwayat penyakit saat ini
Keluhan utama.
Muntah, gelisah
nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil,
kontriksi penglihatan perifer.
3.
Riwayat kesehatan yang lalu.
60 – 90 % gejala
hidrosephalus terlihat sejak lahir, kelainan bawaan. Infeksi ; Pembesaran
kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah sembuh dari
Miningitis.
Neoplasma ; pada anak yang terbanyak mendapat
penyumbatan bagian ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya
berasal dari seribelum, sedang bagian depan ventrikel III biasanya suatu
Kraniofaringioma.
Perdarahan ; perdarah sebelum dan sesudah lahir dalam otak
dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama basal otak.
4.
Riwayat Tumbuh kembang
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir
menangis keras atau tidak.
Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.
5.
Riwayat immunisasi pada anak
usia 3 bulan.
Biasanya anak
belum mendapatkan Imunisasi yang lengkap, bahkan belum sempat samasekali.
6.
Pola Nutrisi: Anak minum
Asi/Pasi
7.
Dampak Hospitalisasi:
-
Pada umur ini anak belum bisa
dievaluasi dampak hospitalisasinya
VIII. Pemeriksaan Fisik
§ Sistim Pernapasan: RR meningkat
§ Sistim Kardiovaskuler: Peningkatan sistol tekanan darah, penurunan
nadi (bradikardi)
§ Sistim Persyarafan: Kejang, nyeri kepala bila TIK meningkat, bola
mata terdorong kebawah oleh nistagmus horisontal, tekanan dan penipisan tulang
supra orbital, perkembangan motorik terlambat.
§ Sistim integumen: ubun-ubun melebar dan tegang, sutura melebar, vena
kepala pronsnen, kepala membesar, cracked pot sign pada perkusi kepala, suhu
meningkat.
§ Sistim musculoscletal: tonus otot meningkat, hyperfleksi reflek
lutut/ axiles.
§ Sistem pencernaan: Mual dan muntah proyektil bila TIK.
IX Diagnosa Keperawatan
A. Pre Tapping:
1)
Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya
tekanan intrakranial .
2)
Kecemasan Orang tua sehubungan
dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.
3)
Potensial Kekurangan cairan dan
elektrolit sehubungan dengan intake yang
kurang diserta muntah.
B. Post Tapping:
1)
Gangguan rasa nyaman : Nyeri
sehubungan dengan Tindakan invasif yang dilakukan tapping
2)
Resiko tinggi terjadinya
infeksi sehubungan dengan infiltrasi bakteri melalui luka Tapping
3)
Resiko tinggi terjadi kerusakan
integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.
X. Perencanaan
Pre Tapping
1)
Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya
tekanan intrakranial .
Data Indikasi :
Adanya keluahan Nyeri Kepala, Meringis atau menangis, gelisah, kepala membesar
Tujuan ; Klien akan mendapatkan
kenyamanan, nyeri kepala berkurang
Kriteria
hasil:
-
anak tidak rewel/ nangis
terus
-
Tanda-tanda peningkatan TIK
berkurang
-
Nadi dan RR dalam batas
normal
Intervensi
:
-
Kaji tanda-tanda nyeri
Rasional mengidentifikasi perkembangana komplikasi.
-
Monitor vital sign, catat
reaksi non verbal (pucat, berkeringat) Rasional menvalidasi verbal dan
mengevaluasi keefektifan interfensi
-
Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan dan kurangi stimulus rasional meningkatkan kemampuan istrahat
-
Kaji tanda-tanda peningkatan
TIK Rasional deteksi dini terhadap terjadinya peningkatan TIK
-
Berikan posisi yang nyaman
Rasional menurunkan gangguan pada tulang sendi
-
Kolaborasi pemberian
antibiotik dan antipiretik Rasional Menurunkan rangsangan nyeri
-
Kolaborasi dengan tim medis
untuk tindakan tapping Rasional mengurangi cairan Cerebrospinal)
2)
Kecemasan Orang tua sehubungan
dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.
Data Indikasi :
Ekspresi verbal menunjukkan kecemasan akan keadaan anaknya.
Tujuan : Kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi
Kriteria
hasil:
§ Ibu mau kooperatif
§ Ibu memahami kondisi sakit anaknya
§ Ibu tampak tena
Intervensi
:
§ Jelaskan pada orang tua tentang kondisi anaknya Rasional Orang tua
kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan tindakan medis
§ Jelaskan tujuan tindakan tapping Rasional Ibu mengetahui keuntungan
dilakukan tapping.
§ Berikan informasi yang cukup tentang prosedur tndakan tapping
Rasional menhindari kesalahpahaman orang tua terhadap tindakan
§ Libatkan orang tua dalam setiap tindakan Keperawatan Rasional
meningkatakan kepercayaan keluarga terhadapa setiap tindakan yang diberikan
§ Evaluasi pemahaman ibu
tentang perawatan pada anaknya Rasional Jawaban yang benar pada ibu menandakan
tingkat pemahaman tentang perawatan anaknya
3)
Potensial Kekurangan cairan dan
elektrolit sehubungan dengan intake yang
kurang diserta muntah.
Data Indikasi ;
keluhan Muntah, Jarang minum.
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan dan elektrolit.
Intervensi
:
§ Kaji tanda – tanda kekurangan cairan
§ Monitor Intake dan out put
§ Berikan therapi cairan secara intavena.
§ Atur jadwal pemberian
cairan dan tetesan infus.
§ Monitor tanda – tanda vital.
Post Tapping
1.
Gangguan rasa nyaman : Nyeri
sehubungan dengan Tindakan invasif yang dilakukan tapping
Data Indikasi ;
adanya keluhan nyeri, Ekspresi non verbal adanya nyeri.
Tujuan : Rasa Nyaman Klien akan terpenuhi, Nyeri berkurang
Intervensi
:
-
Kaji tanda-tanda nyeri
Rasional mengidentifikasi perkembangana komplikasi.
-
Monitor vital sign, catat
reaksi non verbal (pucat, berkeringat) Rasional menvalidasi verbal dan
mengevaluasi keefektifan interfensi
-
Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan dan kurangi stimulus rasional meningkatkan kemampuan istrahat
-
Berikan posisi yang nyaman
Rasional menurunkan gangguan pada tulang sendi
-
Kolaborasi pemberian
antibiotik dan antipiretik Rasional Menurunkan rangsangan nyeri
-
Kolaborasi dengan tim medis
untuk tindakan tapping Rasional mengurangi cairan Cerebrospinal)
2.
Resiko tinggi terjadinya
infeksi sehubungan dengan infiltrasi bakteri melalui Luka tapping.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi / Klien bebas dari infeksi.
Kreteria
hasil :
§ Tidak ada luka, lesi, iritema, dan makulla.
§ Luka bersih
§ Tanda-tanda infeksi tidak ada.
Intervensi
:
§ Monitor terhadap tanda – tanda infeksi.
Rasional ;
mengetahui adanya infeksi secara dini
§ Tempatkan pasien pada ruang khusus
Rasionalnya ;
melindungi pasien dari sumber pathogen
§ Pertahankan tekhnik kesterilan dalam prosedur perawatan
Rasionalnya ;
mencegah terjadi infeksi sekunder.
§ Observasi tanda-tanda vital
Rasional ;
peningkatan suhu merupakan indikasi terjadi infeksi.
§ Kolaborasi dengan pemberian anti biotika
Rasionanya ;
antibiotika dapat menghambat timbulnya infeksi.
3.
Resiko tinggi terjadi kerusakan
integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.
Tujuan ; Pasien bebas dari kerusakan integritas kulit dan kontraktur.
Intervensi
:
§ Mobilisasi klien (Miki dan Mika) setiap 2 jam
Rasionalnya
;.
§ Obsevasi terhadap tanda – tanda kerusakan integritas kulit dan
kontrkatur.
§ Jasgalah kebersihan dan kerapihan tempat tidur.
§ Berikan latihan secara pasif dan perlahan – lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium UPF
Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya , 1998
Ngastiyah,
Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta , 1997.
Rahman M,
Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Kelompok Minat Penulisan
Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa
M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Sutjinigsih
(1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta .
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata
Ajar :
Ilmu Keperawatan Anak
Pokok
bahasan : Memahami penyakit diare pada anak
Sasaran
: Orang tua
Hari/tanggal
: Senin,
16 april 2012
Waktu
: 1
x 40 menit
Tempat
:bojonegoro
I. Tujuan Umum
Setelah
diberikan penyuluhan diharapkan orang tua pasien atau keluarga memahami tentang penyakit diare pada anak.
II. Tujuan Khusus
Setelah
diberikan penyuluhan diharapkan orang tua atau keluarga dapat :
1. Menjelaskan pengertian diare.
2. Menjelaskan jenis diare
3. Menjelaskan penyebab diare
4. Menyebutkan tanda dan gejala diare.
5. Menyebutkan tindakan bila anak diare.
6. Menyebutkan cara mencegah terjadinya
diare.
III. Materi
Materi
penyuluhan terlampir.
IV. Metoda
Ceramah dan
tanya jawab
V. Media
Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan.
No
|
Waktu
|
Fase
|
Kegiatan
|
|
Penyaji
|
Audien
|
|||
1.
|
5
menit
|
Pra interaksi
|
1. Menucapkan salam
2. Perkenalan
|
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
|
5
menit
|
Orientasi
|
1. Menjelaskan tujuan
2. Membagikan leaflet
|
1. Memperhatikan
2. Menerima dan membaca
|
|
2.
|
15
menit
|
Kerja
|
1. Menjelaskan materi.
2. Diskusi dan tanya jawab.
|
1. Memperhatikan
2. Bertanya dan mendengarkan jawaban
|
3.
|
10
menit
|
Evaluasi
|
1. Meminta keluarga pasien untuk
menjelaskan tentang diare
2. Membuat kesimpulan.
|
1. Menjelaskan tenrang penyakit diare
2. Mendengarkan
|
3.
|
5
menit
|
Terminasi
|
1. Mengucapkan terima kasih
2. Memberi salam penutup
|
1. Memperhatikan
2. Membalas salam
|
VII Susunan Kepanitiaan
Moderator : -
Penyaji I : -.
Notulen : -
Observer : -
VII. Evaluasi
Evaluasi
dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi hasil
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
MATERI PENYULUHAN
I. Pengertian
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan jenis tinja
yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir.
II. Jenis Diare
a. Diare akut : terjadi secara akut dan terjadi selama 3-5 hari
b. Diare berkepanjangan : berlangsung antara 7-14 hari
c. Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari
III. Penyebab
Diare
Penyebab diare adalah sebagai berikut :
1.
Infeksi :
virus, bakteri, parasit.
2.
Makanan : basi,
beracun, alergi terhadap makanan.
3.
Gangguan
penyerapan makanan : tidak toleransi terhadap karbohidrat, lemak atau protein.
4.
Sistem
kekebalan tubuh menurun.
5.
Psikologis :
rasa takut dan cemas.
IV. Tanda dan Gejala Diare
a. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan bentuk tinja cair atau encer,
kadang disertai mual dan muntah
c. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi yaitu ubun-ubun dan mata
cekung, Kelenturan kulit menurun, merasa haus, bibir kering dan penurunan berat
badan.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya BAB
e. Frekuensi kencing menurun
V. Cara Penanganan Diare
a. Cairan yang keluar harus segera diganti.
b. Dapat dimulai di rumah dengan minum: larutan gula garam,
larutan oralit, tetap minum ASI (bayi). Larutan gula garam dibuat dengan cara
air matang sebanyak 5 gelas dicampur dengan 8 sendok teh gula dan ½ sendok teh
garam.
c. Tetap makan dan minum.
d. Istirahat yang cukup.
e. Bila masih diare segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit
terdekat.
VI. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :
Umur
|
Setiap Mencret
|
Jumlah oralit yang disediakan di
rumah
|
< 1 tahun
|
½ gelas
|
400 ml/hari (2 bungkus)
|
1 - 4 tahun
|
1 gelas
|
600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
|
5 – 12 tahun
|
11/2 gelas
|
800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
|
Dewasa
|
3 gelas
|
1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus)
|
Catatan: 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200
ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari.
VII.Cara Mencegah Diare.
Cara
untuk mencegah diare antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6
bulan.
2. Mencuci tangan setelah buang air besar,
sebelum memasak, mengolah makanan dan makan, sebelum memberi makan pada
anak-anak.
3. BAB pada tempatnya.
4. Jangan makan di sembarang tempat.
5. Menggunakan air matang untuk minum.
6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI
minimal 2 tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan imunisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
FKUI.
2007. ILMU KESEHATAN ANAK. Jakarta : Infomedika Jakarta
http://habangputih.blogspot.com/2009/12/diare-dan-demam.html
Langganan:
Postingan (Atom)